Thursday, 23 October 2014
Liberalisasi Islam 1
Gugatan atas kesucian Al-Quran dating dari orang orang yang
punya otoritas di bidangnya seperti para tokoh/politikus yang berpengaruh dan
dosen-dosen di universitas Islam bukan dari para orientalis ataupun kaum yahudi
dan nasrani, dan ini digulirkan terus menerus.
2002 : dosen ulumul Quran di UIN Makassar menulis paper
“Edisi Kritis Al Quran diterbitkan dalam buku Wajah Islam Liberal. Terang
terangan menyatakan bahwa Al-Quran masih bermasalah
2003 Jurnal justisia fakultas Syariah di IAIN Semarang menulis paper Kritik Al-Quran, dan Al-Quran hasil rekayasa Politik Usman
2004: Di IAIN
Yogyakarta, tesis magister berjudul “Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan”
2006: Dosen IAIN
Surabaya menginjak lafadz Allah untuk meyakinkan mahasiswanya ketika mengajar
di kelas untuk member kesan bahwa Al-Quran adalah produk budaya bukan sesuatu
yang suci.
Tujuan para penganut faham liberal ini adalah untuk
menanamkan pemahaman liberal bahwa Al-Quran bukan kitab suci, tetapi merupakan produk
budaya orang Arab sehingga hanya
berlaku pada tempat tertentu dan waktu
tertentu dengan demikian harus diadakan pembaharuan dalam menginterpretasikan
Al-Quran sesuai keadaan sekarang.
Makin banyak sarjana Islam yang dihasilkan oleh universitas
Islam dengan pola fikir yang sama dengan pola fikir para dosen-dosen tersebut.
Dan generasi berikutnya juga akan berfikir bahwa Al-Quran itu tidak suci,
Al-Quran adalah produk budaya , Al-Quran boleh diinjak dan seterusnya.
Setelah umat Islam yakin bahwa Al-Quran tidak ada bedanya
dengan kitab sastra lain, Pemikiran-pemikiran
lain nantinya akan mengarah ke pada pelemahan/liberalisasi syariat Islam, dan
membuat hukum baru melalui penafsiran Al-Quran secara konstektual, semisal:
- Hijab/jilbab hanya budaya Arab, bukan kewajiban bagi muslimah
- Larangan perkawinan wanita muslimah dengan pria yang non muslim seperti tertulis dalam Al-Quran sudah tidak relevan lagi pada masa sekarang ini, tidak sesuai dengan HAM. Dan DPR sudah sempat mengeluarkan satu rancangan undang-undang “Perkawianan itu tidak boleh dihalangi oleh faktor agama”
- Legalisasi homoseksual di Indonesia sehingga perkawinan sejenis bisa diperjuangkan
- Pluralisme yang menganggap bahwa semua agama benar. Bahwa kebenaran bukan hanya milik satu kaum
Bersambung.......
Transkripsi dari youtube Dr. Adian Husaini
Sunday, 19 October 2014
Ada Apa di antara Kita?
Sejatinya kita takkan pernah menjadi ‘kita’
Kita bukan milik kita
Sekeliling menguasai kita
Sekaligus menaruh harap pada kita
Ingin sebebas apa,
Ada bingkai unik berukir pengabdian,
Loyalitas,
tanggungjawab
Lalu mereka bilang,
“Menyelami kehidupan,
bukan semata perkara cinta,”
dan seperti itulah,
“Diperjuangkan atau...
dikorbankan,"
Terkadang bukan pilihan,
Tapi tuntutan, keterpaksaan
Namun sebelumnya, ini cinta?
Atau sekedar rasa yang menunggu pudar?
Bila cinta, mengapa ia terhenti?
Bila hanya rasa, mengapa ia tak kunjung pergi?
Kau dan aku,
Tak pernah bicara lewat kata
Tapi hati masih saling menyapa,
Sebenarnya, apa yang terjadi antara kita?
Ainun Mardiyah
http://www.sebelumajaldatang.co.nr/
Sunday, 26 January 2014
Proses Pembusukan Tubuh Manusia Setelah Mati Dalam Hitungan 0 Menit Sampai Satu Tahun
Sesaat
sebelum mati Anda akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas
tertahan dan badan bergetar. Anda merasa dingin di telinga. Darah
berubah menjadi asam dan tenggorokan berkontraksi.
0 Menit
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.
1 Menit
Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.
3 Menit
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.
4 - 5 Menit
Pupil mata membesar dan berselaput. Bola mata mengkerut karena kehilangan tekanan darah.
7 - 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.
1 - 4 Jam
Rigor
Mortis(Fase Dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot
kaku dan rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
4 - 6 Jam
Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.
24 - 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
36 - 48 Jam
Rigor Mortis Berhenti, Tubuh anda selentur penari balerina.
3 - 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
8 - 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
Beberapa Minggu
Rambut, Kuku, Dan Gigi dengan mudahnya terlepas.
Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.
Satu Tahun
Selain
tulang-belulang tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh anda. Sekarang
Anda adalah saingan Twiggy dan Calista Flockhart. Anda yang sewaktu
hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah
tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
Proses Pembusukan Tubuh Manusia
Bakteri
bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses
pembusukan mayat. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan
protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi
menggunakan enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang
disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri
acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam
tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas
karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau. Bau busuk dari
tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan.
Lalu,
bagaimana proses pembusukan tubuh dilakukan dari tubuh utuh hingga
tinggal tengkorak? Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme,
misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri
tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika
seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh
menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang
dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air.
Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan
cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif,
menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang
disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme,
mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang
kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme
mati. Semakin lama, otot-otot semakin habis dimakan bakteri.
*http://lintasfacebook.blogspot.com/2011/05/proses-pembusukan-tubuh-manusia-setelah.html
MISTERI.. di ALAM KUBUR
Jika kita memasuki daerah pekuburan dan melayangkan pandangan pada kuburan-kuburan yang tersusun rapi, maka kita akan mendapati keheningan dan sunyi yang berkepanjangan. Tak terdengar sedikitpun suara, meski banyak yang tinggal disitu. Kuburan-kuburan yang berjejer rapat, sementara dahulu mereka tinggal berjauhan, tidak saling mengenal antara satu dengan yang lainnya.
Ada
anak kecil yang masih menyusui, ada orang kaya, ada juga orang yang tak
punya. Ada orang yang tua renta, dan ada pula anak muda. Namun, apakah
gerangan yang terjadi pada mereka? Banyak diantara kita tidak mengetahui
Misteri Alam Kubur.
Oleh
karena itu, kali ini kami akan mengajak anda untuk menjelajahi alam
kubur sebagaimana yang telah dikabarkan oleh rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- berdasaarkan wahyu dari Allah – Subhanahu Wa Ta’ala-, bukan dari takhayyul yang dibuat-buat oleh manusia :.
Uraian lengkap Hadits Shohih yang panjang dibawah ini.
Al-Barra’
bin ‘Azib-radhiyallahu ‘anhu- dia berkata,: “Kami pernah mengiringi
jenazah seorang dari sahabat anshar. Tatkala kami tiba di kuburan,
ternyata penggalian lahat belum selesai. Akhirnya Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi wasallam-duduk (menghadap kiblat), dan kami pun
duduk di sekelilingnya. seolah-olah ada burung diatas kepala kami yang
hinggap (karena dalam keadaan diam dan tenang). Rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- memegang kayu yang beliau pukulkan ke tanah.(Beliau
memandang ke langit lalu memandang ke tanah, lalu beliau mendongakkan
kepalanya dan menundukkannya tiga kali). Kemudian beliau bersabda,
اِسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa kubur“. Diucapkan dua atau tiga kali. (Kemudian Rasulullah bersabda,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya Allah aku berlindung kepadamu dari azab kubur“).tiga kali.
Kemudian
bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mu’min apabila meninggal
dunia dan menghadapi akhirat maka turunlah para malaikat dari langit.
Wajahnya putih seakan-akan di wajah mereka itu matahari. Mereka membawa
kain kafan diantara kafan-kafan surga dan hanuth (parfum) diantara
parfum-parfum surga hingga mereka duduk dari tempat yamg jaraknya sejauh
mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut -Alaihis Salam- hingga
duduk di sisi kepalanya lalu dia berkata, “Wahai jiwa yang baik (dalam
sebuah riwayat: yang tenang) keluarlah menuju kepada ampunan Allah dan
keridhoan-Nya. (Rasulullah bersabda), “Maka keluarlah ruh itu mengalir
seperti tetesan air dari wadahnya, lalu malaikat itu mengambilnya.
Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak
membiarkannya berada di tangan malaikat maut sekejap mata pun hingga
mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkan di dalam kafan dan parfum
tersebut.(Maka itulah makna firman Allah -Ta’ala-,
“Dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami; dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya“. (QS. Al An’am:61)
Semerbak
bau wangi seperti misik paling wangi yang didapati di muka bumi. Lalu
mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan
sekumpulan para malaikat melainkan para malaikat itu mengatakan, Siapakah ruh yang wangi ini? Mereka
menjawab, Fulan bin Fulan -disebut dengan nama-nama terbaik yang dulu
mereka menyebutnya ketika di dunia- hingga mereka sampai di langit
dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu. Maka
dibukakan untuk mereka. Lalu para malaikat muqarrabun dari semua sisi
langit itu mengantarkannya sampai ke langit yang berikutnya hingga
berakhir di langit yang ke tujuh. Maka Allah -Ta’ala- berfirman,
“Tulislah untuk hamba-Ku di ‘Illiyyin.”.
“Tahukah
kamu apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu) Kitab yang bertulis. Yang disaksikan
oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)“. (QS. Al-Muthoffifin:19-21).
Maka
ditulislah kitabnya di Illiyyin. (Kemudian Allah berfirman lagi),
“Kembalikanlah ia ke bumi. sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka
bahwa) dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan
mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang
lain”. Maka (ia dikembalikan ke bumi, dan) dikembalikan ruhnya itu ke
dalam jasadnya.(Kata beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, sesungguhnya
ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya, apabila mereka
pulang meninggalkannya). Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang
keras hardikannya) seraya menghardiknya dan mendudukkannya. Lalu kedua
malaikat itu bertanya kepadanya, “Siapa Rabbmu?” Maka ia menjawab,
“Rabbku adalah Allah”. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia
menjawab, “Agamaku Islam”. Lalu keduanya bertanya lagi, “Siapakah orang
yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?” Dia menjawab, “Beliau adalah
utusan Allah”. Lalu keduanya bertanya lagi kepadanya, “Apa saja
amalanmu?”Dia menjawab, “Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman
kepadanya, dan membenarkannya”. Lalu malaikat itu bertanya lagi, “Siapa
Rabbmu? dan apa agamamu? dan siapa nabimu?” Itulah akhir fitnah (ujian)
atau pertanyaan yang diajukan kepada seorang mu’min. Maka itulah makna
firman Allah -Ta’ala-,
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (QS.Ibrahim: 27)
Lalu
ia menjawab, “Rabbku adalah Allah; agamaku Islam, dan nabiku adalah
Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam-”. Maka ada Penyeru (Allah) yang
menyeru dari langit dengan mengatakan, “Telah benar hamba-Ku. maka
bentangkanlah permadani dari jannah (surga) dan kenakanlah untuknya dari
pakaian jannah, serta bukakanlah untuknya pintu ke jannah”. Lalu sampai
kepadanya hawa jannah dan bau wanginya, dan diluaskan kuburnya sejauh
mata memandang. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat:
didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang laki-laki yang tampan
wajahnya bagus pakaiannya, dan wangi baunya, lalu orang itu mengatakan,
“Berbahagialah dengan apa yang membuatmu senang, (berbahagialah dengan
keridhan dari Allah -Ta’ala-dan jannah yang di dalamnya ada
nikmat-nikmat yang abadi). Ini adalah hari yang dijanjikan kepada
engkau”. Lalu ia mengatakan kepadanya, “(Engkau telah diberi kabar
gembira oleh Allah dengan kebaikan) Siapakah engkau ini? wajahmu
menunjukkan wajah orang yang datang dengan kebaikan”. Orang itu
menjawab, “Aku adalah amalanmu yang shalih (Demi Allah tidaklah aku
mengetahuimu, kecuali engkau orang yang bersegera melakukan ketaatan
kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terbaik)”. Kemudian
dibukakanlah untuknya pintu jannah dan pintu neraka. Lalu dikatakan
kepadanya, “Inilah tempat tinggalmu jika engkau durhaka kepada Allah.
Kemudian Allah menggantikanmu dengan yang itu (jannah)”. Saat ia melihat
apa yang ada di dalam jannah, ia mengatakan, “Ya Rabbi, segerakanlah
datangnya hari kiamat agar aku pulang lagi kepada keluargaku dan
hartaku”. (Lalu dikatakan kepadanya:tenanglah).
Lanjut beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda , “Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (di dalam sebuah riwayat, “yang fajir/durhaka”)
apabila ia meninggal dunia dan menghadapi akhirat, turunlah kepadanya
para malaikat dari langit (yang keras lagi kejam) yang berwajah
hitam-hitam. Mereka membawa pakaian kasar (dari neraka). lalu mereka
duduk dari tempatnya sejauh mata memandang. kemudian datanglah malaikat
maut hingga duduk di sisi kepalanya lalu ia berkata, “Wahai jiwa yang
jelek! Keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahannya!” Maka
tercerai-berai ruh itu di dalam jasadnya, kemudian dicabut seperti
dicabutnya besi berduri (banyak cabangnya) dari bulu yang basah lalu
tertarik putus bersamanya urat-urat dan pembuluhnya. (Kemudian ia
dilaknat oleh setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan
semua malaikat yang ada di langit; ditutuplah pintu-pintu langit. Tidak
ada di antara malaikat penjaga pintu itu, kecuali mereka memohon kepada
Allah agar ruh itu jangan dinaikkan melalui tempat mereka). Lalu
malaikat maut mangambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya,
maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap
mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkannya di dalam
kafan tersebut. Maka keluarlah dari ruh itu bau busuk seperti bangkai
paling busuk yang didapati di muka bumi. Kemudian mereka membawanya
naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan sekumpulan para
malaikat, melainkan para malaikat itu mangatakan, “Siapakah ruh yang sangat busuk ini?”
Mereka menjawab, Fulan bin Fulan – disebut dengan nama-nama terburuk
yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia– hingga mereka sampai di
langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu.
Namun tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- membaca ayat,
“Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu
langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang
jarum. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan. (QS. Al-A’raf:40)
Allah berfirman, “Tulislah kitabnya di Sijjin, di bumi yang paling bawah“.
(Kemudian Allah berfirman lagi), “Kembalikanlah ia ke bumi.
Sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka bahwa) dari bumilah Aku
menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana
pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain”. Maka dilemparkan ruh (dari langit) dengan lemparan (yang membuat ruh itu kembali ke dalam jasadnya). Kemudian Rasulullah membaca,
“Barangsiapa
yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah
jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke
tempat yang jauh“. (QS. Al-Hajj: 31)
Lalu
dikembalikan ruh itu ke dalam jasadnya. (Kata beliau -Shollallahu
‘alaihi wasallam-, “Sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang
yang mengantarkannya apabila mereka pulang meninggalkannya). Lalu ia
didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya), lalu keduanya
menghardiknya dan mendudukkannya. Kemudian kedua malaikat itu bertanya
kepadanya, “Siapa Rabbmu?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu“. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Haah hah, saya tidak tahu“.
Lalu keduanya bertanya lagi, “apa komentarmu tentang orang yang diutus
oleh Allah kepada kalian itu?” Dia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan
kepadanya, “Muhammad!?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu
(saya mendengar orang mengatakan begitu”. Lalu dikatakan kepadanya,
“Engkau tidak tahu, dan tidak membaca?” Maka ada penyeru yang menyeru
dari langit dengan mengatakan, “Dia dusta. Maka bentangkanlah permadani
dari neraka dan bukakanlah untuknya pintu ke neraka”. Lalu sampailah
kepadanya panas neraka dan hembusan panasnya. Disempitkan kuburnya
hingga bertautlah tulang rusuknya karenanya. Datanglah kepadanya (di
dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang
laki-laki yang buruk wajahnya buruk pakaiannya dan busuk baunya. Lalu
orang itu mengatakan, “Aku kabarkan kepadamu tentang sesuatu yang
membuatmu menderita. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu”. Lalu ia
mengatakan kepadanya, “(Engkau telah diberikan kabar jelek oleh Allah)”.
Siapakah engkau ini? Wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan
kejelekan”. Orang itu menjawab, “Aku adalah amalanmu yang buruk.
(Demi Allah, tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau adalah orang
yang berlambat-lambat dari melakukan ketaatan kepada Allah dan bergegas
kepada kemaksiatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang
terburuk)”. Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, tuli lagi
bisu dengan membawa sebuah palu besar di tangannya! Kalau saja palu itu
dipukulkan kepada gunung, tentu gunung itu menjadi debu. maka orang itu
memukulkan palu itu kepadanya hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah
mengembalikannya lagi seperti semula. Lalu orang itu memukulnya sekali
lagi hingga ia memekik keras dengan teriakan yang bisa didengar oleh
segala yang ada, kecuali manusia dan jin. Kemudian dibukakan pintu
neraka untuknya dan dibentangkan permadani dari neraka). Maka ia
berkata:”Ya Rabbi! janganlah Engkau datangkan hari kiamat itu!” (HR.
Abu Dawud dalam Sunan-nya (4753), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (107),
Ath-Thoyalisiy dalam Al-Musnad (753), dan Ibnu Abi Syaibah dalam
Al-Mushonnaf (12059). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy
dalam Takhrij Al-Misykah (1630))
Demikianlah
perjalanan kita kali ini. Semoga bisa menjadi nasihat bagi kita sebagai
calon penghuni kubur yang akan segera menyusul orang-orang yang ada
dalam liang lahat. Maka persiapkanlah imanmu dan amal sholihmu dengan
mempelajarilah agamamu sehingga engkau menjadi orang-orang yang selamat
dari hardikan malaikat, dan himpitan kubur yang gelap. Ingatlah dunia
dan umurmu singkat !!
Dikutip dari http://almakassari.com/?p=242, Penulis: Buletin Jum’at Al-Atsariyyah Judul: Misteri Alam Kubur
Kisah Jenazah yang Dikuliti Malaikat
Kisah ini dirwiayatkan oleh Umar bin Abdul Aziz r.a. Suatu
ketika, Umar bin Abdul Aziz r.a. tengah mengurusi jenazah salah seorang
kerabatnya yang bernama Fatih. Setelah dimandikan, dikafani dan
dishalati, kemudian jenazah itu dibawa ke pemakaman umum.
Tak terlalu
memakan waktu lama, jenazah pemuda itu telah selesai dikuburkan dan
orang-orang pun lalu meninggalkan makam tersebut.
Begitu juga
yang dilakukan Umar. Setelah beberapa langkah meninggalkan makam,
tiba-tiba Umar mendengar suara yang datang dari makam baru tersebut.
Umar menduga suara itu adalah suara Malaikat yang bertugas di alam
kubur.
"Wahai Umar bin Abdul Aziz, maukah aku beritahu apa yang akan kuperbuat dengan orang yang engkau cintai ini?" kata suara itu.
"Tentu, ceritakanlah kepadaku," jawab Umar penasaran.
"Aku bakar
kain kafannya, kurobek badannya dan kusedot darahnya serta kukunyah
dagingnya. Maukah kau kuberitahu apa yang akan aku perbuat dengan
anggota badannya?" ujar suara dari dalam kubur itu dengan agak keras.
Daging Dicabut ...
Mendapat jawaban dari sura itu, Umar heran dan kemudian bertanya,
"Lalu, apa yang terjadi dengan anggota badannya?" tanya Umar lagi.
"Aku cabut
dagingnya satu persatu dari telapak tangannya, lalu dari tangan ke
lengan dan dari lengan menuju pundak. Kucabut pula lutut dari pahanya.
Lalu paha dari lututnya. Kucabut pula lutut itu dari betis. Dari betis
menuju telapak kakinya," kata suara itu menyeramkan.
"Ceritakanlah kepadaku, apa yang dilakukan jenazah itu di dunia sehingga ia mendapatkan siksa kubur seperti itu?" kata Umar.
"Ketahuilah,
Umur di dunia hanya sedikit. kemuliaan di dalamnya adalah kehinaan,
pemuda ini larut dalam kenikmatan dunia yang semu sehingga melupakan
Allah SWT. Pemuda ini lalai dengan shalat," ujar suara yang diduga dari
Malaikat Munkar dan Nakir itu.
Fitnah Dunia ...
Umar
menangis dengan penuturan suara itu. Ia banyak merenung dan menghimbau
orang-orang yang masih hidup untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT,
diantaranya adalah dengan melaksanakan shalat, puasa dan sebagainya.
Umar semakin giat mengingatkan kepada umat Islam tentang hakikat kesenangan dunia yang terkadang menipu.
"Celakalah
jenazah yang tertipu oleh dunia, di dalam kubur tidak ada perbedaan
siang dan malam, tertutup kesempatan beramal serta mereka berpisah
dengan kekasih dan keluarga, istri-istrinya dinikahi oleh orang lain.
Anak-anaknya
bebas bermain. Kerabatnya sibuk membagi-bagi rumah dan harta
peninggalannya, karena itu tingkatkanlah ibadah kepada Allah SWT,"
demikian salah satu dakwah Umar mengingatkan akan siksa kubur.
Wallahu’alam bishshawab
Sumber : http://www.infometafisik.com/2013/10/kisah-jenazah-yang-dikuliti-malaikat.html
HUKUM MENGIRIM AL-FATIHAH UNTUK ORANG MATI MENURUT IMAM MAZHAB SYAFI’I
Allah ta’ala berfirman,
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
“Dan seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” [An-Najm: 39]
Berdasar ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rahimahullah berpendapat bahwa pahala mengirim bacaan Al-Qur’an untuk orang mati tidak sampai kepadanya.
Ulama besar ahli tafsir mazhab Syafi’i, Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
“Dari ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rahimahullah & pengikutnya mengambil kesimpulan hukum bahwa bacaan Al-Qur’an tidak sampai kepada orang-orang mati, karena bacaan tersebut bukan amalan mereka, bukan pula usaha mereka. Oleh karenanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak mensunnahkannya bagi umatnya, tidak mendorong mereka untuk melakukannya, tidak membimbing mereka dengan sebuah teks, tidak pula dengan isyarat. Dan juga, tidak dinukil hal itu dari seorang sahabat radhiyallahu’anhum, andaikan itu baik, tentunya sahabat telah mendahului kita melakukannya. Dan ibadah-ibadah khusus untuk taqarrub kepada Allah Ta’ala haruslah berdasarkan nash-nash, tidak boleh berdasarkan kias-kias & akal-akal. Adapun doa dan sedekah telah disepakati (ulama) akan sampainya kedua amalan tersebut (kepada orang mati), dan kedua amalan itu terdapat nashnya dari penentu syari’ah.” [Tafsir Ibnu Katsir, 7/465]
• Jadi mengirim Al-Fatihah kepada mayyit termasuk bid’ah, mengada-ada dalam agama, tak ada petunjuk Al-Quran & As-Sunnah
• Harus dibedakan antara mendoakan dengan mengirim Al-Fatihah, mari kita doakan saudara muslim kita yang wafat agar diampuni
• Pengkhususan Al-Fatihah hanya disyari’atkan pada 3 keadaan: Membaca Al-Quran secara umum, Ruqyah & Sholat
• Mengkhususkan Al-Fatihah sebagai: Pembuka/penutup acara, Wirid harian, Pembuka/penutup doa, termasuk bid’ah karena tidak ada dalil yang menunjukan pengkhususannya.
http://www.facebook.com/SofyanRuray
Hukum Sedeqah Pahala Amalan Kepada Si Mati
Hukum Sedeqah Pahala Amalan Kepada Si Mati
Oleh Ust Zaharuddin Abd Rahman
Apakah hukum seseorang menghadiahkan pahala amalan ibadahnya kepada orang mati iaitu seperti membaca al-Fatihah buat si mati dan seumpamanya, tidak kira samada dari kalangan ahli keluarganya atau selainnya..adakah pahala tersebut sampai kepada si mati ?
Jawapan :
Sebelum menjawab persoalan ini, adalah terlebih baik kiranya pembaca dapat memahami bahawa amal ibadat seseorang terbahagi kepada 3 jenis :-
1) Amal Ibadah ‘Badaniah' semata-mata : Iaitu ibadat yang dilakukan oleh tubuh semata-mata seperti solat, puasa, membaca al-quran dan lain-lain.
2) Amal ibadah ‘Maliah' : Iaitu amal ibadat berbentuk harta semata-mata, seperti zakat, sedeqah.
3) Amal ibadah yang mengandungi unsur ‘badaniah' (dilakukan oleh tubuh) dan ‘maliah' ( berbentuk harta) serentak ; ianya seperti Haji.
Maka bagi menjawab persoalan di atas, secara umumnya seperti berikut :-
A- Para ulama ahli sunnah wal jama'ah telah bersepakat bahawa sesetengah amalan boleh di hadiahkan pahalanya kepada orang lain. Ia adalah amalan berikut ( Rujuk : Hasyiah Ibn ‘Abidin , 1/605 ; Nihayatul Muhtaj , 6/92 ; Mughni al-Muhtaj , 3/96 ; al-Mughni, 2/567 ) :-
1- Sedeqah harta dan yang sepertinya.
2- Doa & istighfar.
3- Apa-apa jenis Ibadat yang boleh diwakilkan. (seperti haji)
Antara dalil utama mereka adalah :-
a) Erti firman Allah : "Dan mereka yang datang selepas kumpulan itu , berdoa Ya tuhan kami ampunkanlah dosa kami dan saudara-saudara kami yang sebelum kami telah beriman" ( Al-Hasyr : 10 )
b) Firman Allah ertinya : "Dan pintalah ampun bagi dosa kamu dan dosa orang mukmin" ( Muhammad : 19 )
c) Bertanya seorang sahabat kepada Nabi SAW: ertinya " Ya Rasulullah SAW , sesungguhnya ibuku telah meninggal, adakah jika aku bersedeqah untuknya, maka pahala sedeqah ini dapat memberi manfaat kepadanya? , Nabi SAW menjawab : " Ya" ( Riwayat Abu Daud & Tirmidzi ; Imam Tridmidzi mengatakannya Hasan ; juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dengan sedikit berbeza lafaz tetapi ertinya sama)
d) Seorang lelaki bertemu Nabi SAW lalu bertanya " Ibu telah meninggal, dan ada meninggalkan harta tetapi ia tidak membuat sebarang wasiat terhadap hartanya, adakah jika aku menyedeqahkan hartanya maka dosanya boleh terhapus ? Nabi menjwab : ya" ( riwayat Muslim , Nasaie , tirmidzi dan lain-lain)
Hasil kefahaman dari dalil-dalil di atas :
* Doa muslim kepada yang lain samada hidup atau mati, adalah boleh membantu saudaranya dalam bentuk syafaat, sebagaimana kata Imam al-‘Iz bin Abd Salam "Doa adalah suatu bentuk syafaat (bantuan) yang diharuskan buat ahli keluarga dekat dan rakan yang jauh" ( Qawa'id al-Ahkam , 1/135 ).
* Amalan sedeqah harta boleh memberi manfaat kepada si mati. Bagaimanapun Imam As-Syawkani ( w 1255 H) dan Syeikh Muhd Rashid Ridha ( w 1354 H) berpendapat amalan sedeqah ini khas untuk anak si mati sahaja. Menurut mereka, sedeqah dari orang asing tidak sampai pahalanya kepada si mati. (Lihat Nayl awtar , 4/99).
Bagaimanapun Imam An-Nawawi (w 676 H) serta jumhur ulama sebelum as-Syawkani telah pun membawa hujjah bahawa sedeqah bukan dari anak juga boleh sampai kepada si mati dengan dalil berikut :-
1) Ijma' , ia telah ditegaskan oleh Ibn Quddamh ( w 620 H), An-Nawawi dan Ibn Khathir.
2) Telah sabit dalam hadtih bahawa Nabi SAW telah mengiakan pelupusan hutang beberapa orang sahabat, walaupun ia di bayar oleh bukan ahli keluarga si mati.
B- Adapun amalan-amalan lain terutamanya dari kumpulan amalan berbentuk ‘badaniah' semata-mata dan berbentuk gabungan antara amalan tubuh dan harta, Para ulama terbahagi kepada dua kumpulan besar, ia seperti berikut : -
* Majoriti ulama berijtihad mengatakan ianya tidak boleh dihadiah dan tidak sampai kepada si mati jika dihadiahkan. Ia adalah pandangan Imam As-Syafie dan sebahagian besar ulama mazhab Syafie, ia juga pandangan Imam Malik, Imam Izzudin Bin Abd Salam.
Antara dalil utama kumpulan ulama yang melarang ini adalah seperti berikut :-
1) ((وأن ليس للإنسان إلا ما سعى ))
Ertinya : "Dan sesungguhnya setiap manusia tidak akan memperolehi kecuali apa yang diusahakan.." ( An-Najm : 39 )
2) ((ولا تكسب كل نفس إلا عليها , ولا تزر وازرة وزر أخرى ))
Ertinya : "Dan tidaklah seseorang berusaha (beramal) kecuali ia akan memperolehinya , dan tidaklah seseorang kamu menanggung dosa dan beban orang lain" ( Al-An'am : 164 )
3) Hadith Nabi SAW
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية , أو علم ينتفع به من بعده , أو ولد صالح يدعو له
Ertinya : "Apabila mati anak adam, terputus semua amalannya kecuali tiga perkara : Sedeqah jariah, Ilmunya yang dimanfaatkan orang selepas kematiannya, dan anaknya yang soleh yang mendoakannya"
Bagaimanapun, Mazhab Hanafi, Hanbali secara umum dan sekumpulan kecil dari mazhab Maliki, ulama mutaakhirin dari mazhab Syafie dan Imam Al-Qurtubi pula berpendapat : Harus dan pahala seluruh jenis ibadat sampai kepada si mati, iaitu jika ia diniatkan hadiah kepadanya. Ini beerti menurut ijtihad kumpulan ulama ini, semua ibadat seperti solat, puasa, haji, membaca al-quran, sedeqah harta, doa dan lainnya, akan sampai pahalanya kepada si mati. Imam al-Qurtubi mengatakan bahawa sedeqah tidak semestinya dengan harta (al-Bahr al-Raiq,3/64 cet dar al-Kitab al-Islami; At-Tazkirah fi Ahwal al-Akhirah, 1/101)
Manakala Imam Ahmad Bin Hanbal secara peribadi pula mempunyai pandangan pertengahan antara kedua kumpulan di atas dimana beliau berijtihad HARUS menyedeqahkan pahala membaca al-Quran kepada si mati.
Imam ahmad mengatakan :
" وأي قربة فعلها وجعل ثوابها للميت المسلم نفعه ذلك إن شاء الله , والمسلمون في كل عصر ومصر يجتمعون ويقرأون القرآن ويهدون ثوابه إلى موتاهم من غير نكير "
Ertinya : Dan apa jua amalan taqarrub yang telah dibuat dan dijadikan pahalanya kepada si mati yang Muslim, maka ia telah memanfaatkan si mati inshaAllah, dan orang Islam di setiap zaman dan tempat berkumpul dan membaca al-Quran serta menghadiahkan pahalanya kepada si mati mereka tanpa sebarang bantahan" (Al-Mughni, 2/566)
Ijtihad beliau disokong oleh sebahagian daripada ulama mazhab Syafie seperti Imam Ibn Solah, Al-Muhib at-Tabari lain-lain. Imam Ibn Quddamah Al-Hanbali ( w 620 H) berkata : " sejak turun temurun di setiap zaman muslim berkumpul dan membaca al-Quran serta mendoakan pahalanya kepada muslimin yang telah meninggal, Nabi SAW pernah bersabda bahawa si mati di azab dengan sebab ratapan dan raungan si hidup, maka tiada sebab mengapa Allah menghalang pahala kebaikan sedangkan azab boleh samapi kepada si mati.." (Rujuk al-Mughni, 2/226 cet Dar Ihya at-Turath al-Arabi)
Secara ringkas antara dalil-dalil kumpulan ulama yang membolehkan ini adalah hadith-hadith yang menyebut tentang keharusannya dalam jenis ibadah Puasa, Haji, Doa, Istighfar dan lain-lain, yang mana menurut ijtihad mereka ia termasuk secara langsung atau tidak dalam bentuk ibadah ‘badaniah' semata-mata dan juga gabungan badaniah (tubuh) dan harta. Berdasarkan dalil ini mereka men ‘qias'kan kepada semua jenis ibadah.
Demikianlah, beberapa pandangan para ulama muktabar ahli sunnah wal jama'ah dalam tajuk ini, kesemua mereka sebagaimana yang dapat dibaca, berijtihad dalam memahami dalil-dalil ..maka dalam hal ini, justeru kiranya ada individu yang melakukannya, tidak harus kita menolaknya secara putus (qat'ie) kerana mereka juga mempunyai dalil walaupun dalil mereka di anggap lemah oleh yang menolak ( kecualilah jika terdapat unsur-unsur bid'ah terhasil dari perkara-perkara luar). Apa yang penting adalah menghormati hasil ijtihad para ulama yang berkelayakan.
Sebagai penutup, suka saya memetik kata Ibn Taymiah : "Sah dari Nabi SAW bahawa baginda mengarahkan bersedeqah kepada si mati, juga berpuasa untuknya , maka sedeqah untuk si mati adalah termasuk dari kalangan amalan soleh.... Bagaimanapun bukanlah dari kebiasaan para ulama salaf dan sahabat apabila solat sunat dan puasa dan haji dan membaca al-Quran, mereka menghadiahkan kepada muslimin yang telah mati, justeru adalah terlebih baik jika manusia menuruti jalan mereka kerana ia adalah lebih baik dan sempurna." (Fatawa al-Kubra , 3/38 cet dar al-kutub al-ilmiah)
Justeru, saya merasakan adalah lebih baik menghabiskan usaha si hidup untuk menghadiah pahala-pahala yang pasti sampai kepada si mati sahaja. Bagaimanapun, sesiapa yang ingin memegang ijtihad ulama yang mengharuskan, saya kira ia bukanlah masalah yang besar. Wallahu'alam.
http://zaharuddin.net/fiqh-ibadah/184-sedeqah-pahala-amalan-kepada-si-mati.html
Subscribe to:
Posts (Atom)