Sunday, 26 January 2014

Proses Pembusukan Tubuh Manusia Setelah Mati Dalam Hitungan 0 Menit Sampai Satu Tahun



Sesaat sebelum mati Anda akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan dan badan bergetar. Anda merasa dingin di telinga. Darah berubah menjadi asam dan tenggorokan berkontraksi.

0 Menit
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.

1 Menit
Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.

3 Menit
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.

4 - 5 Menit
Pupil mata membesar dan berselaput. Bola mata mengkerut karena kehilangan tekanan darah.

7 - 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.

1 - 4 Jam
Rigor Mortis(Fase Dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku dan rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.

4 - 6 Jam
Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.

6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.

8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.

24 - 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.

36 - 48 Jam
Rigor Mortis Berhenti, Tubuh anda selentur penari balerina.

3 - 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.

8 - 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.

Beberapa Minggu
Rambut, Kuku, Dan Gigi dengan mudahnya terlepas.

Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.

Satu Tahun
Selain tulang-belulang tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh anda. Sekarang Anda adalah saingan Twiggy dan Calista Flockhart. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.

Proses Pembusukan Tubuh Manusia
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau. Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan.

Lalu, bagaimana proses pembusukan tubuh dilakukan dari tubuh utuh hingga tinggal tengkorak? Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme mati. Semakin lama, otot-otot semakin habis dimakan bakteri.
*http://lintasfacebook.blogspot.com/2011/05/proses-pembusukan-tubuh-manusia-setelah.html

MISTERI.. di ALAM KUBUR

Jika kita memasuki daerah pekuburan dan melayangkan pandangan pada kuburan-kuburan yang tersusun rapi, maka kita akan mendapati keheningan dan sunyi yang berkepanjangan. Tak terdengar sedikitpun suara, meski banyak yang tinggal disitu. Kuburan-kuburan yang berjejer rapat, sementara dahulu mereka tinggal berjauhan, tidak saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. 
Ada anak kecil yang masih menyusui, ada orang kaya, ada juga orang yang tak punya. Ada orang yang tua renta, dan ada pula anak muda. Namun, apakah gerangan yang terjadi pada mereka? Banyak diantara kita tidak mengetahui Misteri Alam Kubur. 
Oleh karena itu, kali ini kami akan mengajak anda untuk menjelajahi alam kubur sebagaimana yang telah dikabarkan oleh rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- berdasaarkan wahyu dari Allah – Subhanahu Wa Ta’ala-, bukan dari takhayyul yang dibuat-buat oleh manusia :
Uraian lengkap Hadits Shohih yang panjang dibawah ini
Al-Barra’ bin ‘Azib-radhiyallahu ‘anhu- dia berkata,: “Kami pernah mengiringi jenazah seorang dari sahabat anshar. Tatkala kami tiba di kuburan, ternyata penggalian lahat belum selesai. Akhirnya Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-duduk (menghadap kiblat), dan kami pun duduk di sekelilingnya. seolah-olah ada burung diatas kepala kami yang hinggap (karena dalam keadaan diam dan tenang). Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memegang kayu yang beliau pukulkan ke tanah.(Beliau memandang ke langit lalu memandang ke tanah, lalu beliau mendongakkan kepalanya dan menundukkannya tiga kali). Kemudian beliau bersabda, 
اِسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa kubur“. Diucapkan dua atau tiga kali. (Kemudian Rasulullah bersabda,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Ya Allah aku berlindung kepadamu dari azab kubur“).tiga kali. 
Kemudian bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mu’min apabila meninggal dunia dan menghadapi akhirat maka turunlah para malaikat dari langit. Wajahnya putih seakan-akan di wajah mereka itu matahari. Mereka membawa kain kafan diantara kafan-kafan surga dan hanuth (parfum) diantara parfum-parfum surga hingga mereka duduk dari tempat yamg jaraknya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut -Alaihis Salam- hingga duduk di sisi kepalanya lalu dia berkata, “Wahai jiwa yang baik (dalam sebuah riwayat: yang tenang) keluarlah menuju kepada ampunan Allah dan keridhoan-Nya. (Rasulullah bersabda), “Maka keluarlah ruh itu mengalir seperti tetesan air dari wadahnya, lalu malaikat itu mengambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangan malaikat maut sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkan di dalam kafan dan parfum tersebut.(Maka itulah makna firman Allah -Ta’ala-, 
Dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami; dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya“. (QS. Al An’am:61) 
Semerbak bau wangi seperti misik paling wangi yang didapati di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan sekumpulan para malaikat melainkan para malaikat itu mengatakan, Siapakah ruh yang wangi ini? Mereka menjawab, Fulan bin Fulan -disebut dengan nama-nama terbaik yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia- hingga mereka sampai di langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu. Maka dibukakan untuk mereka. Lalu para malaikat muqarrabun dari semua sisi langit itu mengantarkannya sampai ke langit yang berikutnya hingga berakhir di langit yang ke tujuh. Maka Allah -Ta’ala- berfirman, “Tulislah untuk hamba-Ku di ‘Illiyyin.”. 
Tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu) Kitab yang bertulis. Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)“. (QS. Al-Muthoffifin:19-21). 
Maka ditulislah kitabnya di Illiyyin. (Kemudian Allah berfirman lagi), “Kembalikanlah ia ke bumi. sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka bahwa) dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain”. Maka (ia dikembalikan ke bumi, dan) dikembalikan ruhnya itu ke dalam jasadnya.(Kata beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya, apabila mereka pulang meninggalkannya). Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya) seraya menghardiknya dan mendudukkannya. Lalu kedua malaikat itu bertanya kepadanya, “Siapa Rabbmu?” Maka ia menjawab, “Rabbku adalah Allah”. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Agamaku Islam”. Lalu keduanya bertanya lagi, “Siapakah orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?” Dia menjawab, “Beliau adalah utusan Allah”. Lalu keduanya bertanya lagi kepadanya, “Apa saja amalanmu?”Dia menjawab, “Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman kepadanya, dan membenarkannya”. Lalu malaikat itu bertanya lagi, “Siapa Rabbmu? dan apa agamamu? dan siapa nabimu?” Itulah akhir fitnah (ujian) atau pertanyaan yang diajukan kepada seorang mu’min. Maka itulah makna firman Allah -Ta’ala-, 
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (QS.Ibrahim: 27)
Lalu ia menjawab, “Rabbku adalah Allah; agamaku Islam, dan nabiku adalah Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam-”. Maka ada Penyeru (Allah) yang menyeru dari langit dengan mengatakan, “Telah benar hamba-Ku. maka bentangkanlah permadani dari jannah (surga) dan kenakanlah untuknya dari pakaian jannah, serta bukakanlah untuknya pintu ke jannah”. Lalu sampai kepadanya hawa jannah dan bau wanginya, dan diluaskan kuburnya sejauh mata memandang. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang laki-laki yang tampan wajahnya bagus pakaiannya, dan wangi baunya, lalu orang itu mengatakan, “Berbahagialah dengan apa yang membuatmu senang, (berbahagialah dengan keridhan dari Allah -Ta’ala-dan jannah yang di dalamnya ada nikmat-nikmat yang abadi). Ini adalah hari yang dijanjikan kepada engkau”. Lalu ia mengatakan kepadanya, “(Engkau telah diberi kabar gembira oleh Allah dengan kebaikan) Siapakah engkau ini? wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan kebaikan”. Orang itu menjawab, “Aku adalah amalanmu yang shalih (Demi Allah tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau orang yang bersegera melakukan ketaatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terbaik)”. Kemudian dibukakanlah untuknya pintu jannah dan pintu neraka. Lalu dikatakan kepadanya, “Inilah tempat tinggalmu jika engkau durhaka kepada Allah. Kemudian Allah menggantikanmu dengan yang itu (jannah)”. Saat ia melihat apa yang ada di dalam jannah, ia mengatakan, “Ya Rabbi, segerakanlah datangnya hari kiamat agar aku pulang lagi kepada keluargaku dan hartaku”. (Lalu dikatakan kepadanya:tenanglah). 
Lanjut beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda , “Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (di dalam sebuah riwayat, “yang fajir/durhaka”) apabila ia meninggal dunia dan menghadapi akhirat, turunlah kepadanya para malaikat dari langit (yang keras lagi kejam) yang berwajah hitam-hitam. Mereka membawa pakaian kasar (dari neraka). lalu mereka duduk dari tempatnya sejauh mata memandang. kemudian datanglah malaikat maut hingga duduk di sisi kepalanya lalu ia berkata, “Wahai jiwa yang jelek! Keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahannya!” Maka tercerai-berai ruh itu di dalam jasadnya, kemudian dicabut seperti dicabutnya besi berduri (banyak cabangnya) dari bulu yang basah lalu tertarik putus bersamanya urat-urat dan pembuluhnya. (Kemudian ia dilaknat oleh setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan semua malaikat yang ada di langit; ditutuplah pintu-pintu langit. Tidak ada di antara malaikat penjaga pintu itu, kecuali mereka memohon kepada Allah agar ruh itu jangan dinaikkan melalui tempat mereka). Lalu malaikat maut mangambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkannya di dalam kafan tersebut. Maka keluarlah dari ruh itu bau busuk seperti bangkai paling busuk yang didapati di muka bumi. Kemudian mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan sekumpulan para malaikat, melainkan para malaikat itu mangatakan, “Siapakah ruh yang sangat busuk ini?” Mereka menjawab, Fulan bin Fulan – disebut dengan nama-nama terburuk yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia– hingga mereka sampai di langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu. Namun tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- membaca ayat, 
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS. Al-A’raf:40) 
Allah berfirman, “Tulislah kitabnya di Sijjin, di bumi yang paling bawah“. (Kemudian Allah berfirman lagi), “Kembalikanlah ia ke bumi. Sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka bahwa) dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain”. Maka dilemparkan ruh (dari langit) dengan lemparan (yang membuat ruh itu kembali ke dalam jasadnya). Kemudian Rasulullah membaca, 
Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh“. (QS. Al-Hajj: 31)
Lalu dikembalikan ruh itu ke dalam jasadnya. (Kata beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, “Sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarkannya apabila mereka pulang meninggalkannya). Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya), lalu keduanya menghardiknya dan mendudukkannya. Kemudian kedua malaikat itu bertanya kepadanya, “Siapa Rabbmu?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu“. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Haah hah, saya tidak tahu“. Lalu keduanya bertanya lagi, “apa komentarmu tentang orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?” Dia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan kepadanya, “Muhammad!?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu (saya mendengar orang mengatakan begitu”. Lalu dikatakan kepadanya, “Engkau tidak tahu, dan tidak membaca?” Maka ada penyeru yang menyeru dari langit dengan mengatakan, “Dia dusta. Maka bentangkanlah permadani dari neraka dan bukakanlah untuknya pintu ke neraka”. Lalu sampailah kepadanya panas neraka dan hembusan panasnya. Disempitkan kuburnya hingga bertautlah tulang rusuknya karenanya. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang laki-laki yang buruk wajahnya buruk pakaiannya dan busuk baunya. Lalu orang itu mengatakan, “Aku kabarkan kepadamu tentang sesuatu yang membuatmu menderita. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu”. Lalu ia mengatakan kepadanya, “(Engkau telah diberikan kabar jelek oleh Allah)”. Siapakah engkau ini? Wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan kejelekan”. Orang itu menjawab, “Aku adalah amalanmu yang buruk. (Demi Allah, tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau adalah orang yang berlambat-lambat dari melakukan ketaatan kepada Allah dan bergegas kepada kemaksiatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terburuk)”. Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, tuli lagi bisu dengan membawa sebuah palu besar di tangannya! Kalau saja palu itu dipukulkan kepada gunung, tentu gunung itu menjadi debu. maka orang itu memukulkan palu itu kepadanya hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah mengembalikannya lagi seperti semula. Lalu orang itu memukulnya sekali lagi hingga ia memekik keras dengan teriakan yang bisa didengar oleh segala yang ada, kecuali manusia dan jin. Kemudian dibukakan pintu neraka untuknya dan dibentangkan permadani dari neraka). Maka ia berkata:”Ya Rabbi! janganlah Engkau datangkan hari kiamat itu!” (HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4753), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (107), Ath-Thoyalisiy dalam Al-Musnad (753), dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (12059). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1630))
Demikianlah perjalanan kita kali ini. Semoga bisa menjadi nasihat bagi kita sebagai calon penghuni kubur yang akan segera menyusul orang-orang yang ada dalam liang lahat. Maka persiapkanlah imanmu dan amal sholihmu dengan mempelajarilah agamamu sehingga engkau menjadi orang-orang yang selamat dari hardikan malaikat, dan himpitan kubur yang gelap. Ingatlah dunia dan umurmu singkat !!
Dikutip dari http://almakassari.com/?p=242, Penulis: Buletin Jum’at Al-Atsariyyah Judul: Misteri Alam Kubur

Kisah Jenazah yang Dikuliti Malaikat

Kisah ini dirwiayatkan oleh Umar bin Abdul Aziz r.a.  Suatu ketika, Umar bin Abdul Aziz r.a. tengah mengurusi jenazah salah seorang kerabatnya yang bernama Fatih. Setelah dimandikan, dikafani dan dishalati, kemudian jenazah itu dibawa ke pemakaman umum.

Tak terlalu memakan waktu lama, jenazah pemuda itu telah selesai dikuburkan dan orang-orang pun lalu meninggalkan makam tersebut.
Begitu juga yang dilakukan Umar. Setelah beberapa langkah meninggalkan makam, tiba-tiba Umar mendengar suara yang datang dari makam baru tersebut. Umar menduga suara itu adalah suara Malaikat yang bertugas di alam kubur.

"Wahai Umar bin Abdul Aziz, maukah aku beritahu apa yang akan kuperbuat dengan orang yang engkau cintai ini?" kata suara itu.
"Tentu, ceritakanlah kepadaku," jawab Umar penasaran.

"Aku bakar kain kafannya, kurobek badannya dan kusedot darahnya serta kukunyah dagingnya. Maukah kau kuberitahu apa yang akan aku perbuat dengan anggota badannya?" ujar suara dari dalam kubur itu dengan agak keras.

Daging Dicabut ...

Mendapat jawaban dari sura itu, Umar heran dan kemudian bertanya,

"Lalu, apa yang terjadi dengan anggota badannya?" tanya Umar lagi.

"Aku cabut dagingnya satu persatu dari telapak tangannya, lalu dari tangan ke lengan dan dari lengan menuju pundak. Kucabut pula lutut dari pahanya. Lalu paha dari lututnya. Kucabut pula lutut itu dari betis. Dari betis menuju telapak kakinya," kata suara itu menyeramkan.

"Ceritakanlah kepadaku, apa yang dilakukan jenazah itu di dunia sehingga ia mendapatkan siksa kubur seperti itu?" kata Umar.

"Ketahuilah, Umur di dunia hanya sedikit. kemuliaan di dalamnya adalah kehinaan, pemuda ini larut dalam kenikmatan dunia yang semu sehingga melupakan Allah SWT. Pemuda ini lalai dengan shalat," ujar suara yang diduga dari Malaikat Munkar dan Nakir itu.

Fitnah Dunia ...

Umar menangis dengan penuturan suara itu. Ia banyak merenung dan menghimbau orang-orang yang masih hidup untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, diantaranya adalah dengan melaksanakan shalat, puasa dan sebagainya.

Umar semakin giat mengingatkan kepada umat Islam tentang hakikat kesenangan dunia yang terkadang menipu.

"Celakalah jenazah yang tertipu oleh dunia, di dalam kubur tidak ada perbedaan siang dan malam, tertutup kesempatan beramal serta mereka berpisah dengan kekasih dan keluarga, istri-istrinya dinikahi oleh orang lain.

Anak-anaknya bebas bermain. Kerabatnya sibuk membagi-bagi rumah dan harta peninggalannya, karena itu tingkatkanlah ibadah kepada Allah SWT," demikian salah satu dakwah Umar mengingatkan akan siksa kubur.


Wallahu’alam bishshawab

Sumber : http://www.infometafisik.com/2013/10/kisah-jenazah-yang-dikuliti-malaikat.html

HUKUM MENGIRIM AL-FATIHAH UNTUK ORANG MATI MENURUT IMAM MAZHAB SYAFI’I


Allah ta’ala berfirman,
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
“Dan seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” [An-Najm: 39]
Berdasar ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rahimahullah berpendapat bahwa pahala mengirim bacaan Al-Qur’an untuk orang mati tidak sampai kepadanya.
Ulama besar ahli tafsir mazhab Syafi’i, Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
“Dari ayat yang mulia ini, Imam Syafi’i rahimahullah & pengikutnya mengambil kesimpulan hukum bahwa bacaan Al-Qur’an tidak sampai kepada orang-orang mati, karena bacaan tersebut bukan amalan mereka, bukan pula usaha mereka. Oleh karenanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak mensunnahkannya bagi umatnya, tidak mendorong mereka untuk melakukannya, tidak membimbing mereka dengan sebuah teks, tidak pula dengan isyarat. Dan juga, tidak dinukil hal itu dari seorang sahabat radhiyallahu’anhum, andaikan itu baik, tentunya sahabat telah mendahului kita melakukannya. Dan ibadah-ibadah khusus untuk taqarrub kepada Allah Ta’ala haruslah berdasarkan nash-nash, tidak boleh berdasarkan kias-kias & akal-akal. Adapun doa dan sedekah telah disepakati (ulama) akan sampainya kedua amalan tersebut (kepada orang mati), dan kedua amalan itu terdapat nashnya dari penentu syari’ah.” [Tafsir Ibnu Katsir, 7/465]
• Jadi mengirim Al-Fatihah kepada mayyit termasuk bid’ah, mengada-ada dalam agama, tak ada petunjuk Al-Quran & As-Sunnah
• Harus dibedakan antara mendoakan dengan mengirim Al-Fatihah, mari kita doakan saudara muslim kita yang wafat agar diampuni
• Pengkhususan Al-Fatihah hanya disyari’atkan pada 3 keadaan: Membaca Al-Quran secara umum, Ruqyah & Sholat
• Mengkhususkan Al-Fatihah sebagai: Pembuka/penutup acara, Wirid harian, Pembuka/penutup doa, termasuk bid’ah karena tidak ada dalil yang menunjukan pengkhususannya.
http://www.facebook.com/SofyanRuray

Hukum Sedeqah Pahala Amalan Kepada Si Mati

Hukum Sedeqah Pahala Amalan Kepada Si Mati

Oleh Ust Zaharuddin Abd Rahman

Apakah hukum seseorang menghadiahkan pahala amalan ibadahnya kepada orang mati iaitu seperti membaca al-Fatihah buat si mati dan seumpamanya, tidak kira samada dari kalangan ahli keluarganya atau selainnya..adakah pahala tersebut sampai kepada si mati ?

Jawapan :

Sebelum menjawab persoalan ini, adalah terlebih baik kiranya pembaca dapat memahami bahawa amal ibadat seseorang terbahagi kepada 3 jenis :-

1) Amal Ibadah ‘Badaniah' semata-mata : Iaitu ibadat yang dilakukan oleh tubuh semata-mata seperti solat, puasa, membaca al-quran dan lain-lain.

2) Amal ibadah ‘Maliah' : Iaitu amal ibadat berbentuk harta semata-mata, seperti zakat, sedeqah.

3) Amal ibadah yang mengandungi unsur ‘badaniah' (dilakukan oleh tubuh) dan ‘maliah' ( berbentuk harta) serentak ; ianya seperti Haji.

Maka bagi menjawab persoalan di atas, secara umumnya seperti berikut :-

A- Para ulama ahli sunnah wal jama'ah telah bersepakat bahawa sesetengah amalan boleh di hadiahkan pahalanya kepada orang lain. Ia adalah amalan berikut ( Rujuk : Hasyiah Ibn ‘Abidin , 1/605 ; Nihayatul Muhtaj , 6/92 ; Mughni al-Muhtaj , 3/96 ; al-Mughni, 2/567 ) :-

      1- Sedeqah harta dan yang sepertinya.

      2- Doa & istighfar.

      3- Apa-apa jenis Ibadat yang boleh diwakilkan. (seperti haji)

Antara dalil utama mereka adalah :-

a) Erti firman Allah : "Dan mereka yang datang selepas kumpulan itu , berdoa Ya tuhan kami ampunkanlah dosa kami dan saudara-saudara kami yang sebelum kami telah beriman" ( Al-Hasyr : 10 )

b) Firman Allah ertinya : "Dan pintalah ampun bagi dosa kamu dan dosa orang mukmin" ( Muhammad : 19 )

c) Bertanya seorang sahabat kepada Nabi SAW: ertinya " Ya Rasulullah SAW , sesungguhnya ibuku telah meninggal, adakah jika aku bersedeqah untuknya, maka pahala sedeqah ini dapat memberi manfaat kepadanya? , Nabi SAW menjawab : " Ya" ( Riwayat Abu Daud & Tirmidzi ; Imam Tridmidzi mengatakannya Hasan ; juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dengan sedikit berbeza lafaz tetapi ertinya sama)

d) Seorang lelaki bertemu Nabi SAW lalu bertanya " Ibu telah meninggal, dan ada meninggalkan harta tetapi ia tidak membuat sebarang wasiat terhadap hartanya, adakah jika aku menyedeqahkan hartanya maka dosanya boleh terhapus ? Nabi menjwab : ya" ( riwayat Muslim , Nasaie , tirmidzi dan lain-lain)

Hasil kefahaman dari dalil-dalil di atas :

* Doa muslim kepada yang lain samada hidup atau mati, adalah boleh membantu saudaranya dalam bentuk syafaat, sebagaimana kata Imam al-‘Iz bin Abd Salam "Doa adalah suatu bentuk syafaat (bantuan) yang diharuskan buat ahli keluarga dekat dan rakan yang jauh" ( Qawa'id al-Ahkam , 1/135 ).

* Amalan sedeqah harta boleh memberi manfaat kepada si mati. Bagaimanapun Imam As-Syawkani ( w 1255 H) dan Syeikh Muhd Rashid Ridha ( w 1354 H) berpendapat amalan sedeqah ini khas untuk anak si mati sahaja. Menurut mereka, sedeqah dari orang asing tidak sampai pahalanya kepada si mati. (Lihat Nayl awtar , 4/99).

Bagaimanapun Imam An-Nawawi (w 676 H) serta jumhur ulama sebelum as-Syawkani telah pun membawa hujjah bahawa sedeqah bukan dari anak juga boleh sampai kepada si mati dengan dalil berikut :-

      1) Ijma' , ia telah ditegaskan oleh Ibn Quddamh ( w 620 H), An-Nawawi dan Ibn Khathir.

      2) Telah sabit dalam hadtih bahawa Nabi SAW telah mengiakan pelupusan hutang beberapa orang sahabat, walaupun ia di bayar oleh bukan ahli keluarga si mati.

B- Adapun amalan-amalan lain terutamanya dari kumpulan amalan berbentuk ‘badaniah' semata-mata dan berbentuk gabungan antara amalan tubuh dan harta, Para ulama terbahagi kepada dua kumpulan besar, ia seperti berikut : -

* Majoriti ulama berijtihad mengatakan ianya tidak boleh dihadiah dan tidak sampai kepada si mati jika dihadiahkan. Ia adalah pandangan Imam As-Syafie dan sebahagian besar ulama mazhab Syafie, ia juga pandangan Imam Malik, Imam Izzudin Bin Abd Salam.

Antara dalil utama kumpulan ulama yang melarang ini adalah seperti berikut :-

1) ((وأن ليس للإنسان إلا ما سعى ))

Ertinya : "Dan sesungguhnya setiap manusia tidak akan memperolehi kecuali apa yang diusahakan.." ( An-Najm : 39 )

2) ((ولا تكسب كل نفس إلا عليها , ولا تزر وازرة وزر أخرى ))

Ertinya : "Dan tidaklah seseorang berusaha (beramal) kecuali ia akan memperolehinya , dan tidaklah seseorang kamu menanggung dosa dan beban orang lain" ( Al-An'am : 164 )

3) Hadith Nabi SAW

إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية , أو علم ينتفع به من بعده , أو ولد صالح يدعو له

Ertinya : "Apabila mati anak adam, terputus semua amalannya kecuali tiga perkara : Sedeqah jariah, Ilmunya yang dimanfaatkan orang selepas kematiannya, dan anaknya yang soleh yang mendoakannya"

Bagaimanapun, Mazhab Hanafi, Hanbali secara umum dan sekumpulan kecil dari mazhab Maliki, ulama mutaakhirin dari mazhab Syafie dan Imam Al-Qurtubi pula berpendapat : Harus dan pahala seluruh jenis ibadat sampai kepada si mati, iaitu jika ia diniatkan hadiah kepadanya. Ini beerti menurut ijtihad kumpulan ulama ini, semua ibadat seperti solat, puasa, haji, membaca al-quran, sedeqah harta, doa dan lainnya, akan sampai pahalanya kepada si mati. Imam al-Qurtubi mengatakan bahawa sedeqah tidak semestinya dengan harta (al-Bahr al-Raiq,3/64 cet dar al-Kitab al-Islami; At-Tazkirah fi Ahwal al-Akhirah, 1/101)

Manakala Imam Ahmad Bin Hanbal secara peribadi pula mempunyai pandangan pertengahan antara kedua kumpulan di atas dimana beliau berijtihad HARUS menyedeqahkan pahala membaca al-Quran kepada si mati.

Imam ahmad mengatakan :

" وأي قربة فعلها وجعل ثوابها للميت المسلم نفعه ذلك إن شاء الله , والمسلمون في كل عصر ومصر يجتمعون ويقرأون القرآن ويهدون ثوابه إلى موتاهم من غير نكير "

Ertinya : Dan apa jua amalan taqarrub yang telah dibuat dan dijadikan pahalanya kepada si mati yang Muslim, maka ia telah memanfaatkan si mati inshaAllah, dan orang Islam di setiap zaman dan tempat berkumpul dan membaca al-Quran serta menghadiahkan pahalanya kepada si mati mereka tanpa sebarang bantahan" (Al-Mughni, 2/566)

Ijtihad beliau disokong oleh sebahagian daripada ulama mazhab Syafie seperti Imam Ibn Solah, Al-Muhib at-Tabari lain-lain. Imam Ibn Quddamah Al-Hanbali ( w 620 H) berkata : " sejak turun temurun di setiap zaman muslim berkumpul dan membaca al-Quran serta mendoakan pahalanya kepada muslimin yang telah meninggal, Nabi SAW pernah bersabda bahawa si mati di azab dengan sebab ratapan dan raungan si hidup, maka tiada sebab mengapa Allah menghalang pahala kebaikan sedangkan azab boleh samapi kepada si mati.." (Rujuk al-Mughni, 2/226 cet Dar Ihya at-Turath al-Arabi)

Secara ringkas antara dalil-dalil kumpulan ulama yang membolehkan ini adalah hadith-hadith yang menyebut tentang keharusannya dalam jenis ibadah Puasa, Haji, Doa, Istighfar dan lain-lain, yang mana menurut ijtihad mereka ia termasuk secara langsung atau tidak dalam bentuk ibadah ‘badaniah' semata-mata dan juga gabungan badaniah (tubuh) dan harta. Berdasarkan dalil ini mereka men ‘qias'kan kepada semua jenis ibadah.

Demikianlah, beberapa pandangan para ulama muktabar ahli sunnah wal jama'ah dalam tajuk ini, kesemua mereka sebagaimana yang dapat dibaca, berijtihad dalam memahami dalil-dalil ..maka dalam hal ini, justeru kiranya ada individu yang melakukannya, tidak harus kita menolaknya secara putus (qat'ie) kerana mereka juga mempunyai dalil walaupun dalil mereka di anggap lemah oleh yang menolak ( kecualilah jika terdapat unsur-unsur bid'ah terhasil dari perkara-perkara luar). Apa yang penting adalah menghormati hasil ijtihad para ulama yang berkelayakan.

Sebagai penutup, suka saya memetik kata Ibn Taymiah : "Sah dari Nabi SAW bahawa baginda mengarahkan bersedeqah kepada si mati, juga berpuasa untuknya , maka sedeqah untuk si mati adalah termasuk dari kalangan amalan soleh.... Bagaimanapun bukanlah dari kebiasaan para ulama salaf dan sahabat apabila solat sunat dan puasa dan haji dan membaca al-Quran, mereka menghadiahkan kepada muslimin yang telah mati, justeru adalah terlebih baik jika manusia menuruti jalan mereka kerana ia adalah lebih baik dan sempurna." (Fatawa al-Kubra , 3/38 cet dar al-kutub al-ilmiah)

Justeru, saya merasakan adalah lebih baik menghabiskan usaha si hidup untuk menghadiah pahala-pahala yang pasti sampai kepada si mati sahaja. Bagaimanapun, sesiapa yang ingin memegang ijtihad ulama yang mengharuskan, saya kira ia bukanlah masalah yang besar. Wallahu'alam.

http://zaharuddin.net/fiqh-ibadah/184-sedeqah-pahala-amalan-kepada-si-mati.html